Pengembangan Robot Cerdas
Salah satu fungsi robot cerdas adalah untuk membuat
pekerjaan tertentu menjadi lebih manusiawi.
Sejak beberapa dekade terakhir ini, peran robot dalam
industri maupun kehidupan sehari-hari semakin
meningkat. Hampir tidak ada cabang industri teknologi
tinggi yang tidak dibantu robot. Dalam kehidupan
sehari-hari, berbagai bentuk robot diciptakan untuk
membantu atau memudahkan aktivitas manusia. Tapi
robot-robot yang dimaksud jangan dibayangkan bentuknya
seperti robot dalam film. Banyak robot industrial yang
bentuknya hanya seperti lengan mekanis. Atau robot
rumah tangga untuk membersihkan lantai, yang bentuknya
hanya seperti cakram.
Robot Menggusur Tenaga Kerja Manusia?
Semakin canggih dan berbahaya pekerjaan di sebuah
industri, pemanfaatan alat bantu robot makin tidak
dapat dihindarkan. Misalnya saja robot pengelas di
industri mobil, robot untuk mencari dan memusnahkan
ranjau, robot di perusahaan pertambangan bawah tanah
atau pengeboran minyak, serta robot yang bekerja
menangani bahan kimia beracun dan berbahaya. Para
ilmuwan bidang teknologi robotik menyebutkan, berbagai
robot cerdas diciptakan untuk membuat pekerjaan
tertentu menjadi lebih manusiawi.
Kedengarannya ironis. Di satu sisi penggunaan robot
akan mendesak lapangan kerja bagi manusia, di sisi
lainnya, ternyata pemanfaatan robot memang membuat
pekerjaan menjadi lebih manusiawi. Misalnya saja di
pabrik mobil. Sejak beberapa dekade terakhir, semakin
banyak robot pengelas digunakan untuk menggantikan
manusia. Seperti diungkapkan Hubert Grosser, kepala
bagian Humas Institut Fraunhofer untuk teknik produksi
dan otomatisasi di Stuttgart, pekerjaan mengelas body
mobil tergolong pekerjaan tidak manusiawi. Teknisi
hanya bekerja secara monoton dan rutin, mengelas
bagian-bagian body, menjadi body mobil utuh. Begitu
setiap hari, selama bertahun-tahun.
Robot Yang dapat Bekerja Sama dengan Manusia
Tentu saja sesuai perkembangan teknologi, semakin
banyak robot yang cerdas dikembangkan. Dalam hal ini
teknologi kecerdasan buatan memainkan peranan
menentukan.
Grosser: “Sebetulnya robot-robot semacam itu merupakan
sebuah sistem yang amat rumit, dan dikendalikan oleh
perangkat pengolah data berupa mosaik. Tentu saja kami
tidak perlu bersusah payah menemukan sendiri sistem
kecerdasan buatan ini. Melainkan melihat apa yang ada
di pasaran atau apa yang dibuat di Institut Fraunhofer
lainnya. Kami memasang otak robot ini, yang kami
kembangkan lagi untuk meningkatkan kemampuannya.“
Misalnya saja, Insitut Fraunhofer untuk teknik
produksi dan otomatisasi-IPA di Stuttgart, antara lain
mengembangkan robot cerdas yang dapat mengenali
keberadaan manusia di dekatnya. Selama ini,
robot-robot untuk kepentingan industri lazimnya
dirancang untuk bekerja secara otomatis dan tidak
peduli situasi di sekitarnya. Manusia yang mendekat,
terancam bahaya maut, karena robot-robot berkekuatan
besar semacam itu, tidak diprogram untuk mengenalinya.
Grosse: “Bentuk kerja samanya adalah robot dapat
mengenali jika ada manusia di dekatnya. Di mana posisi
manusia itu? Seberapa cepat manusia mendekat ke
wilayah kerja? Robot mengetahui bagaimana harus
bereaksi. Apakah memperlambat gerakannya atau sama
sekali berhenti? Jika manusia sudah meninggalkan
wilayah kerjanya, robot secara otomatis melakukan
kembali pekerjaannya.“
Meniru Proses Alam
Seiring dengan kemajuan teknologi, tantangan untuk
mengembangkan robot-robot cerdas juga semakin
meningkat. Bukan hanya di bidang industri, akan tetapi
juga dalam sektor jasa dan kehidupan sehari-hari
dibutuhkan semakin banyak robot cerdas. Institut
Fraunhofer untuk teknik produksi dan otomatisasi-IPA
di Stuttgart terus melakukan penelitian untuk
meningkatkan kehandalan robot-robot tersebut. Dengan
perkembangan pesat di bidang teknologi informatik dan
sensorik, efisiensi robot meningkat dan harganya dapat
ditekan.
Yang tidak boleh dilupakan, robot dibuat sebagai
perkakas untuk membantu pekerjaan manusia. Artinya,
banyak pendekatan dalam penelitian robotik, merupakan
penggabungan dari fungsi biologi dan teknik yang
disebut cabang teknologi bionik. Seberapa besar
peranan bionik ini, diungkapkan oleh Grosser.
Grosser: “Bionik bagi kami merupakan tema yang amat
penting. Kami yakin, dari alam kita dapat mencontoh
banyak hal. Juga alam telah mengoptimalkan
proses-proses tertentu. Jadi kami dapat meniru
prosesnya dari alam dan menerapkannya dalam praktek
industri.“
Secur-O-Bot
Sebagai contoh konkret, Institut Fraunhofer IPA terus
mengembangkan robot pengaman yang disebut Secur-O-Bot.
Wilayah kerja dari Secur-O-Bot amat luas dan dapat
disesuaikan dengan kebutuhan. Perangkatnya berupa
robot yang dapat bergerak untuk melakukan patroli
secara otomatis, mengenali bahaya, melakukan
identifikasi personal, melontarkan tanda bahaya secara
otomatis serta mendokumentasikan hasil pengukuran
tertentu. Robot ini dapat dimanfaatkan untuk bermacam
tujuan, dengan memasang perangkat yang disesuaikan
dengan fungsinya.
Pembantu Penderita Cacat
Robot lain yang dikembangkan misalnya robot cerdas
untuk membantu orang cacat. Robot semacam ini
dilengkapi perangkat interaktiv yang memungkinkan
komunikasi antara robot dengan pemakainya. Prototipe
yang dikembangkan, yang disebut Care-O-Bot, mampu
mengenali, apakah pemakainya dalam kondisi normal atau
perlu bantuan. Misalnya saja jika pemakainya tiba-tiba
tidak sadarkan diri. Robot akan menganalisis kondisi
majikannya, memanggilnya berkali-kali dan jika dalam
batasan waktu tertentu tidak ada reaksi, secara
otomatis robot akan menelpon ambulans, dokter atau
polisi.
Transisi Kerja
Proyek pengembangan robotik, pada gilirannya juga akan
menciptakan lapangan kerja baru. Menurut Hubert
Grosser, robot-robot cerdas mendorong transisi kerja,
dari padat karya menjadi padat teknologi. Pekerja yang
melakukan tugas rutin selama bertahun-tahun akan
dipacu menjadi pekerja yang lebih banyak menggunakan
otaknya. Alih profesi menjadi hal yang tidak
terelakan. Misalnya dari tenaga montir yang
bertahun-tahun hanya mengencangkan sekrup, menjadi
tenaga ahli perawatan robot atau pakar pemrogram otak
robot. Trend juga menunjukkan, suatu waktu nanti,
negara-negara dengan pekerja murah akan memasuki fase
jenuh dan ongkos produksi naik sampai tahapan negara
maju. Artinya, terus diperlukan robot-robot cerdas
untuk mempertahankan pekerjaan teknologi tinggi yang
akan tetap mampu bersaing di pasar.
Selengkapnya...